Bali Eksperimental Teater (BET) adalah kelompok teater yang berdiri pada 16 Juni 1993 di Jembrana, Bali, diprakarsai oleh seniman Wayan Udiana atau Nanoq da Kansas. BET berfokus pada eksplorasi dan eksperimentasi teater modern dengan akar pada nilai-nilai budaya Bali. Melalui pendekatan artistik yang terbuka dan progresif, BET menjadi ruang belajar, penciptaan, dan dialog bagi seniman muda serta masyarakat. Karya-karyanya kerap menyentuh isu sosial dan kemanusiaan, sekaligus menggali tradisi lokal dalam bentuk pertunjukan kontemporer. Sebagai komunitas yang diakui secara resmi, BET aktif tampil di berbagai daerah dan menjaga denyut teater di Bali Barat.
Bali Eksperimental Teater (BET) adalah kelompok teater yang berdiri pada 16 Juni 1993 di Jembrana, Bali, diprakarsai oleh seniman Wayan Udiana atau Nanoq da Kansas. BET berfokus pada eksplorasi dan eksperimentasi teater modern dengan akar pada nilai-nilai budaya Bali. Melalui pendekatan artistik yang terbuka dan progresif, BET menjadi ruang belajar, penciptaan, dan dialog bagi seniman muda serta masyarakat. Karya-karyanya kerap menyentuh isu sosial dan kemanusiaan, sekaligus menggali tradisi lokal dalam bentuk pertunjukan kontemporer. Sebagai komunitas yang diakui secara resmi, BET aktif tampil di berbagai daerah dan menjaga denyut teater di Bali Barat.
Luna Vidya adalah penyair, penulis naskah, aktor, dan pencerita asal Makassar dengan pengalaman lebih dari empat dekade di dunia teater, sastra, dan seni bercerita. Karyanya banyak mengangkat isu sosial, kesetaraan gender, dan kehidupan masyarakat di Kawasan Timur Indonesia. Melalui pertunjukan, puisi, dan fasilitasi kreatif, ia menjembatani seni dan advokasi untuk menumbuhkan empati serta kesadaran sosial. Luna telah tampil dan berkarya di berbagai panggung nasional dan internasional, termasuk di Singapura, Darwin, dan Paris, serta aktif mempromosikan literasi, pelestarian budaya lokal, dan kolaborasi lintas budaya.
Porman Wilson Manalu adalah seniman, jurnalis, dan pegiat teater asal Medan, Sumatera Utara. Lahir pada 23 Juli 1966, ia dikenal aktif dalam dunia sastra dan seni pertunjukan melalui komunitas Katakata dan Bengkel Monolog, yang ia pimpin. Selain itu, Porman pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Kesenian Sumatera Utara, serta terlibat dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Serikat Perusahaan Pers (SPS). Berpengalaman sebagai pemimpin redaksi di berbagai media, ia memadukan disiplin jurnalistik dan teater untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi serta memperkuat ekosistem seni di Sumatera Utara.
Stage Corner Community (SCC) adalah kelompok seni pertunjukan berbasis di Jakarta yang aktif mengeksplorasi bentuk teater kontemporer dan performance art. Didirikan oleh para seniman muda lintas disiplin, SCC dikenal karena pendekatannya yang eksperimental, reflektif, dan peka terhadap isu-isu sosial serta eksistensial, seperti waktu, identitas, dan ingatan. Melalui kolaborasi kreatif dan riset artistik, komunitas ini berupaya memperluas batas pengalaman teater dengan melibatkan ruang, tubuh, dan penonton sebagai elemen naratif. SCC juga berperan sebagai wadah pembelajaran dan pertukaran gagasan bagi seniman muda yang ingin mengembangkan praktik teater inovatif di Indonesia.
Teater Kurusetra adalah kelompok teater di bawah naungan Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung, yang berdiri sebagai ruang ekspresi dan pembelajaran bagi mahasiswa pecinta seni peran. Berbasis di Bandar Lampung, Teater Kurusetra aktif menampilkan karya-karya yang menggali isu sosial, budaya, dan kemanusiaan dengan pendekatan estetik dan reflektif. Melalui latihan olah tubuh, vokal, dan eksplorasi naskah, mereka menghadirkan pertunjukan yang kuat secara emosional dan bermakna. Beberapa karya mereka, seperti Ritual of Biha dan Aduh, menunjukkan komitmen Kurusetra dalam merawat nilai tradisi lokal sekaligus menumbuhkan kepekaan sosial generasi muda.
Insomnia Theater Movement adalah lembaga seni teater yang berdiri sejak 2016 di Lombok Barat. Komunitas ini berfokus pada eksperimen teater berbasis budaya, pendidikan seni pertunjukan, dan kolaborasi lintas disiplin. Dengan visi mewujudkan keberagaman dan kreativitas dalam seni teater, Insomnia Theater Movement aktif menciptakan ruang dialog antara seniman dan masyarakat melalui program seperti On Stage dan Anamana. Lembaga ini juga berkomitmen pada pemberdayaan generasi muda, pelestarian seni tradisional dan kontemporer, serta pengembangan riset budaya yang inklusif, progresif, dan berakar pada nilai-nilai lokal.
Komunitas Sakatoya adalah kolektif seni pertunjukan berbasis di Yogyakarta yang aktif menggarap karya teater, performans, dan proyek lintas disiplin. Dikenal karena pendekatan eksperimental dan kolaboratif, Sakatoya sering menampilkan pertunjukan site-specific dan partisipatoris yang membahas isu sosial, lingkungan, serta kemanusiaan. Mereka kerap bekerja sama dengan seniman dan institusi lokal maupun internasional, seperti British Council dan Zoo Co (Inggris), dalam proyek-proyek berbasis riset dan empati. Melalui praktiknya, Sakatoya menjadikan seni pertunjukan sebagai ruang dialog, refleksi, dan pemberdayaan komunitas, sekaligus memperkaya ekosistem seni kontemporer di Yogyakarta dan sekitarnya.
Lentera Silolangi adalah komunitas seni teater independen berbasis di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang berdiri sejak 31 Desember 1993 oleh Musa Abdul Kadir, Husen Abdul Kadir, dan Petrus. Berawal sebagai Sanggar Seni Lentera, kelompok ini berganti nama menjadi Lentera Silolangi pada 2021. Komunitas ini berfokus pada pembelajaran, pengembangan diri, dan eksplorasi artistik melalui proses kreatif jangka panjang. Selain berkarya di ranah teater, Lentera aktif membina subunit di sekolah-sekolah seperti SMKN 2 dan 3 Palu. Dengan pendekatan kolektif dan regeneratif, Lentera terus menumbuhkan ruang berkesenian yang reflektif dan inklusif bagi generasi muda
Studiklub Teater Bandung (STB) adalah kelompok teater modern yang berdiri pada 13 Oktober 1958 di Bandung, diprakarsai oleh tujuh tokoh, di antaranya Suyatna Anirun dan Jim Lim. STB dikenal sebagai laboratorium teater yang menekankan proses studi, latihan, dan pengembangan akting berbasis realisme. Sejak awal berdirinya, STB menjadi wadah penting bagi seniman muda untuk mengeksplorasi teks, tubuh, dan ruang dalam konteks teater modern Indonesia. Melalui pementasan, lokakarya, dan pendidikan teater, STB berperan besar dalam membentuk wajah teater Indonesia kontemporer dan menjaga semangat eksperimentasi yang berakar pada disiplin dan pengetahuan.
Tilik Sarira Creative Process adalah platform seni teater lintas disiplin yang berdiri pada 1 September 2019 di Surakarta, digagas oleh S. Sophiyah.K. Fokusnya adalah pengembangan proses kreatif melalui pengamatan relasi tubuh, ruang, dan benda dalam konteks sosial dan budaya. Kolektif ini mengeksplorasi seni pertunjukan, video art, dan riset interdisipliner yang berpadu dengan sains dan isu ekologis. Karya-karyanya seperti In Transit, How Erectus Are We?, dan Nganteuran menunjukkan pendekatan eksperimental yang kuat. Melalui program seperti Tilikan Fest dan Eco-Theatre Project, Tilik Sarira aktif menciptakan ruang kolaboratif bagi seniman, peneliti, dan masyarakat.
Siti Dexara Hachika atau Dexa adalah perancang dan pekerja seni pertunjukan yang aktif di bidang teater, tari, dan seni visual. Ia menggabungkan riset, performativitas, dan eksplorasi tubuh dalam karya-karyanya yang reflektif serta eksperimental. Dexa kerap terlibat dalam kolaborasi lintas disiplin dengan seniman, komunitas, dan ruang alternatif. Lulusan pendidikan seni ini berfokus pada penciptaan karya yang menggali ingatan, ruang, dan identitas melalui pendekatan konseptual. Dalam proses artistiknya, ia menjadikan tubuh sebagai medium utama untuk membaca ulang relasi manusia, sejarah, dan lingkungan sekitar.
Nara Teater adalah lembaga seni budaya yang berdiri pada 3 Juni 2016 di Flores Timur, didirikan oleh Silvester Petara Hurit. Komunitas ini hadir untuk menumbuhkan gairah berteater di wilayah timur Indonesia dan menjadi ruang pertemuan bagi para pegiat seni untuk belajar, berdialog, serta berkarya. Nara Teater berfokus pada penggalian biografi dan identitas kultural dengan menjadikan mitologi, mantra, ritus, dan tradisi lisan sebagai bahan pertunjukan. Proses kreatifnya lahir dari pengalaman tubuh dan ruang, sering kali dilakukan di pantai, kebun, atau halaman rumah. Karya-karyanya mencerminkan kedekatan dengan kehidupan masyarakat Flores Timur.
Sanggar Budaya Kalimantan Selatan (SBKS) adalah kelompok seni yang berpusat di Banjarmasin dan didirikan oleh H. Adjim Arijadi pada 1 November 1967. Terdaftar sebagai yayasan sejak 5 Mei 1967, SBKS menjadi salah satu pelopor teater modern di Kalimantan Selatan. Sanggar ini aktif menggelar latihan, pementasan, dan pelatihan kebudayaan yang melibatkan seniman lokal lintas generasi. Karya-karyanya sering mengangkat tema sosial dan politik, menjadikan teater sebagai ruang refleksi masyarakat. Selain berkarya di panggung, SBKS juga berperan dalam pengembangan pendidikan seni da
Teater Lho Indonesia didirikan pada tahun 1990 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, oleh R. Eko Wahono, seorang seniman, penulis lakon, dan sutradara teater. Sejak awal berdirinya, kelompok ini berfokus pada penciptaan karya teater yang berpadu dengan nilai-nilai lokal dan refleksi sosial. Teater Lho Indonesia menjadi ruang eksperimentasi bagi seni peran dan naskah, dengan mengadaptasi berbagai karya sastra dan melahirkan lakon-lakon orisinal. Melalui pementasan, pembacaan cerpen, dan kegiatan literasi, kelompok ini berperan aktif dalam memperkuat ekosistem seni di Indonesia Timur, sekaligus menjaga semangat teater sebagai medium kritik dan kebudayaan.
Pegiat Teater (2016-saat ini) menamatkan pendidikan S-1 Teater di lnstitut Seni Indonesia Padangpanjang (2020) dan S-2 Pascasarjana ISi padangpanjang Prodi Penciptaan Seni (2016). Mendirikan dan aktif di komunitas Teater Balai (2019-sekarang). Sebagai pencipta seni pertunjukan saya aktif sebagai Sutradara, Aktor dan penulis naskah teater.
Andi Bahar Merdu, dikenal juga sebagai Bahar Merdu, adalah maestro seni pertunjukan, sutradara, aktor, dan penulis naskah asal Makassar, Sulawesi Selatan. Ia mendirikan Sandiwara Petta Puang, teater rakyat yang populer pada 1990-an dengan gaya satir dan humor khas Bugis-Makassar. Melalui karya-karyanya, Bahar Merdu mengangkat isu sosial dan budaya dengan cara jenaka namun menyentuh. Ia juga mendirikan Griya Seni Barombong (Grisbon) untuk membina generasi muda dalam seni teater. Filosofinya: teater harus menghibur sekaligus menggugah, “seperti silet yang tidak mengiris”—tajam dalam kritik, namun tetap humanis
Bengkel Seni Embun adalah komunitas seni pertunjukan yang berdiri di Ambon pada Oktober 2004 sebagai ruang ekspresi bagi seniman muda Maluku. Dikenal dengan pendekatan teater yang puitis dan reflektif, kelompok ini kerap mengangkat tema-tema seputar alam, identitas, dan perdamaian. Karya mereka seperti Zat, yang pernah dibawakan di Kompetisi Teater Indonesia 2010, menyingkap relasi manusia dengan penciptaan dan eksistensi. Bengkel Seni Embun juga menghadirkan pertunjukan kolaboratif dalam Festival Bulu (2020) serta aksi teaterikal “Suara Damai dari Timur” (2011). Melalui karya dan aktivitasnya, kelompok ini meneguhkan Ambon sebagai ruang hidup bagi seni dan dialog budaya.
Rumah Kreatif Suku Seni Riau adalah lembaga seni dan budaya yang berdiri di Pekanbaru pada 17 Agustus 2017 oleh Edi Sedyawati dan kawan-kawan seniman muda Riau. Komunitas ini berfokus pada pengembangan seni pertunjukan, sastra, dan pendidikan budaya dengan pendekatan lintas disiplin. Melalui berbagai kegiatan seperti produksi teater, lokakarya, dan residensi, Suku Seni berupaya memperkuat ekosistem kreatif di Riau sekaligus menggali nilai-nilai lokal Melayu dalam konteks kekinian. Karya-karyanya kerap mengangkat persoalan sosial dan identitas daerah, menjadikan Rumah Kreatif Suku Seni sebagai ruang kolaboratif bagi seniman dan masyarakat.
Serikat Teater Sapulidi didirikan pada 18 Desember 2018 di Banda Aceh oleh Ramdiana, M.Sn. Komunitas ini menjadi wadah bagi penggiat seni, khususnya teater, untuk menumbuhkan kreativitas, tanggung jawab, dan kesadaran berkarya melalui semangat kolaborasi dan cinta. Di bawah bimbingan Ramdiana, Sapulidi berkembang pesat dari hanya beberapa anggota menjadi lebih dari 30 anggota aktif. Kelompok ini rutin mementaskan karya klasik dan kontemporer, serta memproduksi berbagai monolog dan dramatisasi puisi. Dengan visi membentuk generasi muda yang kreatif dan berintegritas, Sapulidi terus memperkuat ekosistem teater di Aceh melalui pelatihan dan pementasan berkelanjutan.
Teater Kubur adalah kelompok teater yang berdiri pada tahun 1983 di Jakarta, digagas oleh D. Wahyudin (Dindon WS). Dikenal dengan gaya pementasan yang eksperimental dan penuh simbol, Teater Kubur menghadirkan pertunjukan yang memadukan ritual, tubuh, dan realitas sosial sebagai sumber penciptaan. Sejak awal, kelompok ini aktif berpentas di berbagai kota di Indonesia serta berkolaborasi di tingkat internasional, termasuk di Belanda, Jepang, India, dan Australia. Karya-karyanya seperti Sandiwara Dol, On Off, dan Operasi Bocor menegaskan identitas Teater Kubur sebagai laboratorium kreatif yang menelusuri relasi manusia, ruang, dan kesadaran budaya.